16 Februari 2009
Sebuah Komet Berwarna Hijau Sedang Mendekati Bumi
Situs Web NASA melaporkan bahwa komet hijau bernama Lulin sedang mendekati Bumi. Pada 24 Februari jarak antara komet dengan Bumi akan mencapai jarak minimum, diduga luminosity (kilauannya) bisa mencapai 4-5, di daerah pedesaan yang langitnya gelap dapat melihat bayangan komet yang indah.
Menurut laporan astronomi Taipei Museum Taiwan bahwa "komet Lulin" pada 11 Juli 2007 ditemukan bersama oleh asisten pengamat Lulin Sky Survey, LUSS dari Institute of Astronomy, National Central University Taiwan Lin Qisheng dan Ye Quanzhi dari Sun Yat-sen University Guangzhou China, dengan menggunakan teleskop 41 cm
dari Lulin Observatory Central University; ditemukan terletak di konstelasi Aquarius dengan luminosity hanya 19.
Organisasi komet internasional menetapkannya sebagai komet non-siklus, pada paruh bulan pertama bulan Juli 2007 ditemukan karakteristik komet ketiga, dan diberi No C/2007 N3, dan dinamakan sesuai dengan nama Observatory-nya "Lulin". Komet Lulin adalah komet pertama yang ditemukan oleh Taiwan yang diberi nama, juga adalah komet pertama yang ditemukan secara bersama oleh Taiwan dan China.
Waktu pengamatan terbaik "komet Lulin " adalah pada tanggal 17 Februari hingga akhir Februari, pada 24 Februari jarak antara komet dengan Bumi mencapai jarak minimum, diduga luminosity bisa mencapai 4-5. Di daerah pedesaan yang langitnya gelap dapat melihat bayangan komet yang indah ini. Ketika jarak komet Lulin paling dekat dengan Bumi, ia akan berjarak 38 juta mil dari Bumi, tidak ada efek negatif terhadap Bumi.
Biro Cuaca stasiun astronomi Taiwan berkata komet Lulin saat ini diidentifikasi sebagai komet non-siklus (sekali ini setelah mengunjungi Bumi hilang tak akan kembali) atau komet siklus panjang (siklus mengunjungi Bumi lebih dari dua ratus tahun), yang berarti bahwa "dalam seumur hidup kita hanya berkesempatan sekali ini saja dapat melihatnya."
Atmosfer komet Lulin besarnya sama dengan Jupiter, gas yang membentuk atmosfer komet ini, adalah kunci penampakkan hijaunya. Aliran udara yang tersembur dari inti komet ini, termasuk sianida (semacam gas beracun yang banyak ditemukan dalam komet) dan divalent karbon (C2). Kedua zat ini di bawah sinar matahari dalam lingkungan vakum sekitar komet, akan memancarkan cahaya hijau. (dajiyuan/lim)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar