07 April 2009

Perlakukan Anak Down Syndrom seperti Anak Normal


JANGAN pernah meremehkan penderita down syndrome. Bila dikelola dengan maksimal, anak-anak penderita down syndrome bisa hidup berkualitas layaknya anak normal.

Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.

"Kelainan kromosom itulah yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pada anak-anak yang mengalami down syndrome," tutur dokter anak dari Rumah Sakit Cipto mangun kusumo Dr Bambang Trijaya SpA.

Manusia normal memiliki 23 pasang kembaran kromosom, sedangkan seseorang dengan down syndrome salah satunya kromosomnya, terutama kromosom 21 memiliki 3 kembaran, berbeda dengan kromosom normal yang hanya memiliki 2 kembaran.

Selain itu, penyakit ini juga merupakan penyakit keturunan. Bambang mengatakan, walaupun faktor genetik menjadi salah satu penyebab timbulnya penyakit ini, tetapi tidak bisa dikatakan bahwa setiap orang yang mengalami down syndrome memiliki penyakit yang sama di tiap generasinya. Gejala down syndrome dapat bervariasi mulai yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas.

"Keterlambatan yang terjadi pada tiap orang adalah berbeda-beda, salah satunya bisa dilihat pada IQ," jelasnya.

Kesalahan penggandaan kromosom inilah yang menyebabkan munculnya keterlambatan mental yang merupakan ciri utama seseorang dengan down syndrome. Selain itu seseorang dengan down syndrome terkadang memiliki beberapa penyakit yang menyertainya.

Antara lain penyakit jantung bawaan, perkembangan tubuhnya yang abnormal, defisiensi sistem pertahanan tubuh, leukemia, katarak, alzeimer, dan berbagai problem kesehatan lainnya. Salah satu upaya penyembuhan adalah dengan perhatian dan kasih. Selain itu, bila dikelola dengan baik, diperhatikan, dan diberi kasih sayang, seseorang dengan down syndrome dapat hidup layaknya manusia normal.

"Seorang anak yang mengalami down syndrome bisa memiliki perilaku yang sama dengan anak normal lainnya walaupun dengan waktu yang berbeda. Misal di saat anak normal sudah bisa merangkak di umur 4 bulan, mereka ada yang baru bisa merangkak di umur 8 bulan," ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Seseorang dengan down syndrome tidaklah mengganggu atau menular. Keluarga seharusnya memberi kesempatan kepada mereka dalam melakukan segala hal, niscaya timbullah rasa percaya diri. Dan mereka pun dapat hidup layaknya anak normal lainnya dan berbaur dalam kehidupan bermasyarakat.

"Perlakukan mereka seperti anak normal lainnya. Istilah memperlakukan anak down syndrome sebagai anak normal ini dalam artian, anak-anak diperlakukan dengan tindakan yang positif, termasuk cara meningkatkan kepercayaan diri pada mereka," papar Bambang.

Pejabat Fungsional pada Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Komisi Penanggulangan Korupsi, Asep Chaeruloh MM, mengatakan kian banyak lembaga riset yang mengadakan penelitian soal penyakit ini.

Artinya, semakin banyak orang yang meneliti masalah ini, maka tidak menutup kemungkinan masalah down syndrome lebih mudah diatasi. "Saya sepakat untuk memperlakukan mereka seperti orang normal karena hal tersebut akan membuat mereka lebih percaya diri. Apa pun dan siapa pun dia, jika sudah memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi pasti akan memiliki kehidupan yang lebih baik," ujarnya.

Asep berpesan agar anak yang memiliki down syndrome itu lebih harus sering dilatih secara khusus serta orangtua harus multikompeten. Seseorang dengan down syndrome memiliki wajah yang khas dengan ciri-ciri klinis, antara lain kepala kecil, hidung datar, mulut kecil, lidah besar, mental retardasi, dan berleher pendek.

Namun, dengan kondisi seperti itu tidak menutup kemungkinan mereka untuk berkarya dan bekerja, sebagai contoh ada di antara mereka yang telah berhasil bekerja di hotel internasional, supermaket, dan membantu di salah satu tempat perancang busana terkenal. Kemampuan lainnya adalah berkesenian.

( Sumber : Okezone.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar